Jumat, 19 November 2010

Bagaimana tubuh menangkis infeksi?

Infeksi dengan virus terutama terjadi melalui udara yang biasanya lewat percikan air liur, lendir atau ingus yang berasal dari seorang pasien yang bicara, batuk atau bersin. Juga melalui sendok garpu atau gelas minumnya, ataupun melalui tangan, gagang pintu, dsb. Dengan demikian penularan penyakit dapat menyebar dengan mudah dan cepat sekali.

- Daya tahan tubuh.
Tubuh yang sehat memiliki daya tahan alami yang cukup kuat untuk melindungi terhadap bermacam-macam penyakit, juga terhadap serangan berbagai virus. Akan tetapi, bila sistem kekebalan tubuh menurun,maka virus dapat menerobos dan menginvasi ke dalam sel-sel tubuh. Pertama-tama yang diserang mukosa dari hidung, leher dan saluran nafas (bronki dan paru2), dimana bulu2 getarnya dirusak. Keadaan ini timbul bila kondisi tubuh buruk, mis. setelah menderita penyakit serius, akibat kerja fisik terlalu berat dan terlampau letih, stres atau tidak cukup makan bergizi. Daya tahan tubuh juga menurun, bila suhu tubuh menurun dibawah 37° C, misalnya bila berjalan-jalan dengan baju basah setelah olahraga ("masuk angin").
Virus yang memasuki sel tubuh menggunakan zat putih telurnya untuk memperbanyak diri dengan pesat,hingga sel dimatikan. Dalam waktu 1 sampai 14 hari setelah terjadi infeksi pasien mulai memperlihatkan gejala-gejala tsb diatas.

- Leukosit.
Tubuh melawan serangan virus dengan beberapa cara, yang terpenting adalah memobilisasi leukosit (sel-sel darah putih) tertentu disekitar tempat infeksi. Limfosit-limfosit ini dapat membasmi virus dengan jalan "memakannya"(fagositosis). Namun, bila kondisi tubuh kurang baik atau suhu tubuh terlampau rendah, maka jumlahnya tidak memadai dan virus tidak dapat dilawan seluruhnya.

- Zat-zat antibody.
Ada juga leukosit lain yang dapat membuat zat-zat antbody (antibodies), yaitu zat-zat penangkis spesifik terhadap virus, yang berkhasiat mengikat dan menghentikan aktivitasnya. Akan tetapi produksi zat antibodi ini memakan waktu yang agak lama, kurang lebih 2 minggu.
Dari tabel ini dapat dilihat, bahwa tetes mata rata-rata hanya boleh digunakan selama 1 bulan karena adanya kemungkin besar telah terinfeksi selama digunakan pada mata yang sakit. Obat tetes/semprotan hidung dan krim dalam pot hanya berlaku 3 bulan, sedangkan cairan/tetesan/suspensi hanya boleh digunakan paling lama 6 bulan, walaupun di bungkusannya tercantum tanggal kadaluarsa yang lebih lama. Krim dalam tube lebih awet, sampai 6 bulan, karena lebih sulit terinfeksi oleh kuman atau jamur dibandingkan dengan krim dalam pot. Tablet, kapsul dan serbuk jauh lebih lama masa keawetannya karena (hampir) tidak mengandung air. Di banyak negara Barat pada obat2 padat tersebut harus dicantumkan tanggal kadaluarsa bila keawetannya lebih singkat dari 3 tahun.Tetapi bila wadahnya sudah dibuka, masa keawetannya menjadi hanya 1 tahun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar