Jumat, 19 November 2010

Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat

a. Ada pasien tidak sadar

Terkadang di jalan ada beberapa orang yang tergeletak di jalan begitu saja. Mereka mungkin memerlukan bantuan Anda. Jika hal itu terjadi maka Anda harus menolong mereka. Hal yang bisa Anda lakukan adalah menghubungi orang terdekat untuk juga menolong mereka.
 
b. Pastikan  kondisi  tempat  pertolongan  aman  bagi pasien dan penolong

Setelah Anda memberitahukan kepada lingkungan kalau Anda akan berusaha menolong, maka pindahkan pasien ke tempat lain. Tempat yang aman bagi pasien dan bagi penolong. Tempat yang aman bagi pasien dan penolong misalnya tempat yang tidak membahayakan. Misalnya jika orang yang perlu kita tolong berada di jalan, maka bawalah dia ke tempat yang lebih aman misalnya ke rumah penduduk setempat.
 
c.  Cek kesadaran pasien.

 Lakukan dengan metode AVPU, yakni :

A (Alert): Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V

V (Verbal): Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga korban. Pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien, jika tidak merespon lanjut ke P

P (Pain): Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan di pangkal kuku. Selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada atau sternum dan juga areal di atas mata.

U (Unresponsive): Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive.
 
d.  Call for Help.

Mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans ( umumnya pada nomor telepon 118 ) dengan memberitahukan :

1. Jumlah korban
2. Kesadaran korban sadar atau tidak sadar.
3. Perkiraan usia dan jenis kelamin misalnya lelaki muda atau ibu tua.
4. Tempat terjadi kegawatan meliputi alamat yang lengkap yang mudah ditunjukkan.
 
e. Membuat Korban Senyaman Mungkin.

Saat Anda sudah berusaha menelpon ambulan maka hal yang harus Anda lakukan adalah membuat nyaman pasien. Hal itu dapat dilakukan dengan cara bebaskanlah korban dari pakaian di daerah dada dengan membuka kancing baju bagian atas agar dada terlihat. Setelah itu posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien.


f. Mengecek apa yang diderita korban.

Jika Ambulan tidak kunjung datang maka ceklah sendiri apakah ada tanda-tanda berikut :

1.
luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas(supra darkula)
2.     
pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat, misal terjatuh dari sepeda motor. berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher.

g. Mengartikan tanda-tanda yang diderita korban

Tanda-tanda yang diderita korban misalnya terjadi luka pada tulang belakang bagian leher (cervical). Cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena di sini terdapat. syaraf yang mengatur fungsi vital manusia yakni nafas dan denyut jantung. Jika Anda bisa menanganinya maka Anda dapat mencobanya. Namun jika tidak maka Anda tidak perlu melakukan apapun. Anda tinggal menunggu ambulan atau Anda meminta tolong yang lain bisakah merawat apa yang diderita korban.
Jika tidak ada tanda-tanda cedera tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift. Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan nafas korban.
JiKa ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust. Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.


h. Melakukan Pemeriksaan

Sambil melakukan treatment di atas, lakukanlah pemeriksaan kondisi jalan nafas dan pernafasan pasien.


i. Metode pengecekan menggunakan metode look, listen and feel.

Look : Lihat apakah ada gerakan dada yakni gerakan bernafas, apakah gerakan tersebut simetris atau tidak.
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal. Nafas tambahan yang abnormal bisa timbul karena ada hambatan sebagian.


j. Periksalah jalan nafas

Periksalah jalan nafas pasien. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernafasan pasien itu dalam 1 menit. Pernafasan normal adalah 12-20 kali permenit.


k. Periksa kembali nada karotis

Anda perlu mengecek kembali nadi karotis. Ini dilakukan dengan metode seperti di atas selama 10 detik, jika teraba lakukan look listen and feel lagi. Jika tidak teraba ulangi lagi.

l. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien :

Denyut nadi > 100 kali per menit
Telapak tangan basah dingin dan pucat Capilarry Refill Time > 2 detik. CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dengan kuku pemeriksaan selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yang dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi.
m. Jika pasien shock, lakukan shock position pada pasien,yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke  jantung.

n. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock   menghilang.

o. Jika ada pendarahan pada pasien, cobalah hentikan pendarahan dengan cara menekan atau mengikat luka. Dalam mengikat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yang diikat mati

p. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan look, listen and feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar